MitraKPK.com

Copyright © mitrakpk.com
All rights reserved
Desain by : Aditya

Terkait Penembakan Wartawan, Yusri Usman "CERI" Harap Kapolda Sumut Ungkap Jaringa Narkoba Pelaku

Hukum - Gerak cepat Tim Polda Sumut dengan Polres Siantar dalam mengungkap pembunuh Pemred Lasser News Today Marah Salem Harahap ( 42Th) diapresiasi Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman

"Dalam tempo 3 hari saja Polisi sudah bisa mengusut penembakan wartawan Marshal Harahap, ini sangat kita apresiasi," kata Yusri, melalui pesan WhatsApp, Sabtu (26/6/21) pagi.

Motif yang mengotaki pembunuhan Marshal, menurut keterangan Kapolda Sumut, adalah akibat si pemilik Bar dan Resto itu sakit hati kepada korban yang selalu memberitakan maraknya peredaran narkoba di tempat hiburan malam miliknya, itu artinya adalah salah satu sebab nyawa wartawan idealis ini hilang," kata Yusri.

Apa yang dicurigai Yusri sebelumnya pada media kini terbukti sudah, memang dari ungkapannya tersebut tidak jauh, kata Yusri penembakan itu diduga akibat pemberitaaan Marah Salem Harahap, yang getor memberitakan Judi, Narkoba atau berita menyorot BUMN.

Yang didengar Yusri, tim bentukan Polda Sumut berhasil meringkus 2 tersangka bernisial S dan Yhd, dan satunya lagi  tersangka bernisial A yang "katanya" merupakan oknum TNI, kini telah ditangani Pomdam Sumut.

Dari penjelasan Kapolda Sumut, Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak dan Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Hasanudin di depan awak media pada hari Kamis 24/6/2021 di Mapolres Pematang Siantar, terungkap pembunuhan itu dilakukan oleh dua pelaku sebagai eksekutor yaitu yang  bernisial Y dan A.

"Sementara saya dengar actor Intelectual dari pembunuhan itu adalah S, yang merupakan pemilik Bar dan Resto Ferari di Siantar. S ini juga pernah menjadi Calon Walikota Pematang Siantar pada pilkada 2020 jalur Independen. Bagaiman jadinya negara ini kalau narkoba dikendalikan oleh orang yang bakal menjadi Kepala Daerah, alahuawalam," katanya.

Yang kita sayangkan menurut hasil pemeriksaan tersangka Kapolda menyebut tersangka S mengatakan "korban kerap meminta uang  jatah serta dua butir narkoba kepada tersangka S", itu tidak masuk akal sehat.

"Semoga Penyidik dan masyarakat tidak mudah mempercayai keterangan tersangka ini, apalagi korban sudah meninggal tak bisa membela diri atas tuduhan itu. Lalu adakah hasil otopsi korban ada membuktikan Almarhun sebagai pemakai narkoba ?," katanya.

"Dan tak masuk akal bahwa bila korban sudah sering menerima jatah (uang?) tapi tetap memberitakan soal peredaran narkoba di resto milik S. Itu suatu hal yang tak lazim bukan," sambungnya lagi.

Apalagi kata Yusri, sebelum ditembak oleh suruhan S pada hari Jum'at malam, paginya Almarhum baru saja menurunkan berita "Beroperasi Sore Hari, Diduga Pil Ekstasi Kembali Beroperasi di THM Ferari, Satnarkoba Siantar Tutup Mata. Masuk akal tidak itu wartawan itu terima 'upeti'," katanya.

"Berdasarkan pengenalan saya akan korban ditambah informasi dari rekan rekan di Siantar dan Simalungun, "secara apriori saya tidak percaya korban bermental "penerima jatah" apalagi sebagai pengguna narkoba atau pengedar narkoba," ulas Yusri.

Tentunya sambung Yusri "telah menjadi rahasia umum, peredaran narkoba itu diatur oleh jaringan yang terorganisir, gak sembarang merekut anggota, dan biasanya punya backing yang kuat".

"Sangat diharapan Polisi khususnya Kapoda Sumut dan jajaranya menjadikan pengakuan tersangka S soal adanya peredaraan narkoba di Resto Ferari menjadi pemacu untuk semakin mengungkap jaringan narkoba yang makin marak di Siantar dan Simalungun, yang selalu diberitakan oleh Almarhum Marah Salem Harahap," katanya.

Betapa ironinya kata Yusri, peredaran Narkoba marak dan selalu diberitakan, sementara Polres Simalungun dan Polresta Pematang Siantar mempunyai Satuan Reserse khusus untuk memberantas Narkoba, belum lagi Satuan Intelijennya. "Lalu..apa nanti kata dunia ?," cetusnya.

Sekedar melawan lupa kata Yusri, sebelum penembakan atas korban terjadi, korban melalui Media Laser News Today pada 1 April 2021 telah juga memberitakan kasus penyebaran video dugem mantan Kasat Narkoba Polresta Siantar di Studio 21 Milies.

Semoga Tim bentukan Polda bisa  sekaligus mengungkap siapa oknum oknum aparat yang sering masuk ke bar dan resto Ferari dan diskotik lainnya, "kalau Kapolda mau, sebenarnya sangat mudah membuka rekaman CCTV di Bar dan Resto Ferari dan diskotik lainnya di Sumut," lanjutnya.

CERI berharap agar masyarakat yang berakal sehat tidak mempercayai tuduhan sepihak atas diri korban Alm. Marah Salem Harahap oleh tersangka S yang justru sudah mengaku dan dijadikan sabagai otak pembunuhan atas Almarhum.**